Jumat, 27 Maret 2015
0 komentar

Ungkapan Ungkapan Nyeleneh Orang Liberal dan Bantahannya (Part I)

05.48

  • Prof. Dr. Nurcholis Madjid:

"Umat Islam pun diperintahkan untuk senantiasa menegaskan bahwa kita semua, para penganut kitab suci yang berbeda-beda itu, sama-sama menyembah Tuhan Yang Maha Esa, dan sama-sama pasrah (muslimun) kepada-Nya".


Komentar:
Ini satu bentuk penyembunyian kebenaran. Sebab Allah menegaskan dalam Al-Qur’an: “Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (At-Taubah: 29).


  • Dr. Alwi Shihab, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa:

"Prinsip lain yang digariskan oleh Al-Qur’an, adalah pengakuan eksistensi orang-orang yang berbuat baik dalam setiap komunitas beragama, dan dengan begitu layak memperoleh pahala dari Tuhan".


Komentar:
Ungkapan itu bertentangan dengan ayat-ayat Allah:
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali Imran: 85).

“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam,” padahal Al-Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolongpun.” (Al-Ma’idah: 72).


  • Muhammad Ali, Pengajar di Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Jakarta:

"Ayat-ayat surat Ali Imran: 19 dan 85 harus ditafsirkan dalam kerangka pluralisme, yakni “Islam” di dalam ayat itu, harus diartikan sebagai “agama penyerahan diri”.


Komentar:
Ungkapan itu bertentangan dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
Hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda, “Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tidaklah mendengar padaku seseorang dari umat ini, baik dia itu Yahudi ataupun Nasrani, kemudian dia mati dan tidak beriman dengan (Islam) yang aku diutus dengannya kecuali dia termasuk penghuni-penghuni neraka.” (HR. Muslim).


  • Prof. Dr. KH. Said Aqiel Siradj, Ketua Syuriah Nahdlatul Ulama:

"Agama yang membawa misi tauhid adalah Yahudi, Nasrani (Kristen) dan Islam".


Komentar:
Perkataan itu bertentangan dengan ayat:
“Orang-orang Yahudi berkata, ‘Uzair itu putra Allah’ dan orang Nasrani berkata, ‘Al-Masig itu putra Allah.’ Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?” (At-Taubah: 30).


  • Ulil Abshar Abdalla, Koordinator JIL (Jaringan Islam Liberal):

"Semua agama sama. Semuanya menuju jalan kebenaran. Jadi, Islam bukan yang paling benar."


Komentar:
Ungkapan itu bertentangan dengan ayat:

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (Ali Imran: 85).

“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.” (Al-Baqarah: 147).

“Maka tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?” (Yunus: 32).


  • Sukidi, Direktur Eksekutif Pusat Studi Agama dan Peradaban Pimpinan Pusat Muhammadiyah:

"Bangunan epistemologis teologi inklusif Cak Nur (Nurcholis Madjid) diawali dengan tafsiran Al-Islam sebagai sikap pasrah kehadirat Tuhan. Kepasrahan ini, menjadi ciri pokok semua agama yang benar. Inilah world view Al-Qur’an, bahwa semua agama yang benar adalah Al-Islam…"


Komentar:
Ya, tetapi Al-Qur’an tidak seperti yang dimaui Nurcholis. Al-Qur’an menegaskan, Ahli Kitab (Yahudi dan Nasrani) -yang tidak mau masuk Islam yang dibawa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam- itu kafir:

“Sesungguhnya orang-orang kafir yakni Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (Al-Bayyinah: 6).


  • Dr. Djalaluddin Rakhmat, orang Bandung yang menyebut dirinya Susi; Sunni-Syi’ah (satu sebutan yang sangat aneh):

"Dalam Al-Qur’an, kata kafir tidak pernah didefinisikan sebagai kalangan non-muslim. Definisi kafir sebagai orang non-muslim hanya terjadi di Indonesia saja".


Komentar:
Perkataan tokoh Syi’ah yang tidak berterus terang dirinya Syi’ah ini bertentangan dengan ayat:
“Patutkah menjadi keheranan bagi manusia bahwa Kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka: ‘Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di sisi Tuhan mereka.’ Orang-orang kafir berkata: ‘Sesungguhnya orang ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata.” (Yunus: 2).


  • Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, Pengajar di Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Jakarta (14 Juni 2000):

"Di masa Nabi Muhammad saw, orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak dikatakan sebagai kafir, tetapi disebut Ahlul Kitab".


Komentar:
Perkataan ini bertentangan dengan ayat:
“Orang-orang Yahudi berkata, ‘Uzair itu putra Allah,’ dan orang Nasrani berkata, ‘Al-Masih itu putra Allah.’ Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?” (At-Taubah: 30).

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (At-Taubah: 31).

“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” (At-Taubah: 32).

“Orang-orang kafir” dalam ayat itu penekanan pembicaraan ayat sebelumnya jelas Yahudi dan Nasrani, jadi siapa lagi kalau bukan mereka. Juga tegas-tegas Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan: “Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.” (Al-Bayyinah: 6)

Sumber rujukan:
- Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, oleh Hartono Ahmad Jaiz hal. 235-236. Pustaka Al-Kautsar.
- Menangkal Bahaya JIL & FLA, oleh Hartono Ahmad Jaiz hal. 55-72. Pustaka Al-Kautsar.

Dipublikasi pada  oleh Fadhl Ihsan 


0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Top