Merupakan kewajiban seorang muslim dalam hidup ini, menjaga kemurnian dan sterilitas akidahnya dari segala noda yang mengotorinya. Karena disadari atau tidak, kadang banyak perilaku dan ucapan seseorang yang dapat menyeret ke dalam jurang yang membahayakan.
Pembaca,
kali ini kita akan sedikit menyorot orang-orang yang tergabung dalam Jaringan Islam Liberal (JIL) yang mana mereka telah terang-terangan hendak meruntuhkan sendi-sendi Islam. Siapa sajakah mereka itu?
Berikut paparannya.
Tokoh-tokoh Awal Islam Liberal di Indonesia.
1. KH. Abdurrahman Wahid.
Tokoh NU -Nahdlatul Ulama- dan pernah menjadi Presiden Republik Indonesia 1999-2001 yang diturunkan oleg MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat) pimpinan Amien Rais dalam sidangnya, karena kasus dana Bulog (Badan Urusan Logistik). Tokoh yang sebutannya Gus Dur ini dikenal nyeleneh, di antaranya melontarkan bahwa lafal Assalamu’alaikum bisa saja diganti dengan selamat pagi.
2. Prof. Dr. Nurcholish Madjid.
Alumni Chicago Amerika 1984/1985) dikenal melontarkan gagasan sekularisasi, dan menerjemahkan kalimat syahadat menjadi “tiada tuhan (t kecil) selain Tuhan (T besar).
3. Ahmad Wahib (mendiang).
Orang HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) yang diasuh oleh beberapa pendeta Nasrani kemudian kuliah di Sekolah Tinggi Filsafat – Teologi Katholik Driyarkara di Jakarta. Dia sangat liberal dan berfaham semua agama sama, hingga Karl Marx pun surganya sama dengan surga Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
4. Djohan Effendi.
Orang HMI yang resmi menjadi anggota Ahmadiyah di Yogyakarta, dan memasarkan faham liberal dan pluralisme agama dengan Ahmad Wahib dalam training-training HMI. Kemudian menyunting buku “Catatan Harian Ahmad Wahib, Pergolakan Pemikiran Islam” bersama Ismet Nasir keluaran Driyarkara sebagaimana Ahmad Wahib. Buku itu menggegerkan umat Islam tahun 1982, dan oleh MUI -Majelis Ulama Indonesia- Pimpinan KH. Syukri Ghazali dan KH. Hasan Basri, buku itu harus dicabut. Namun buku itu didukung oleh bekas menteri agama, Mukti Ali, dan surat dari Litbang Departemen Agama dengan alasan bahwa buku itu ilmiah. Pemprotes utama selain MUI dan para pemuda Islam adalah Prof. Dr. HM. Rasjidi mantan Menteri Agama RI pertama.
Sementara dalam internet milik mereka, ada sejumlah nama. Kami kutip sebagai berikut: “Beberapa nama kontributor JIL (Jaringan Islam Liberal, pen) adalah sebagai berikut:
• Nurcholish Madjid, Universitas Paramadina Mulya, Jakarta.
• Charles Kurzman, University of North Carolina.
• Azyumardi Azra, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
• Abdallah Laroui, Muhammad V University, Maroko.
• Masdar F. Mas’udi, Pusat Pengembangan Pesantren dan Masyarakat, Jakarta.
• Goenawan Mohammad, Majalah Tempo, Jakarta.
• Edward Said Djohan Effendi, Deakin University, Australia.
• Abdullah Ahmad an-Naim, University of Khartoum, Sudan.
• Asghar Ali Engineer.
• Nasaruddin Umar, IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
• Mohammed Arkoun, University of Sorbone, Prancis.
• Komaruddin Hidayat, Yayasan Paramadina, Jakarta.
• Sadeq Jalal Azam, Damascus University, Suriah.
• Said Agil Siraj, PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama), Jakarta.
• Denny JA, Universitas Jayabaya, Jakarta.
• Rizal Mallarangeng, CSIS, Jakarta.
• Budi Munawar Rahman, Yayasan Paramadina, Jakarta.
• Ihsan Ali Fauzi, Ohio University, AS.
• Taufiq Adnan Amal, IAIN Alauddin, Ujung Pandang.
• Hamid Basyaib, Yayasan Aksara, Jakarta.
• Ulil Abshar Abdalla, Lakpesdam-NU, Jakarta.
• Luthfi Assyaukanie, Universitas Paramadina Mulya, Jakarta.
• Saiful Mujani, Ohio State University, AS.
• Ade Armando, Universitas Indonesia, Depok – Jakarta.
• Syamsurizal Panggabean, Universitas Gajahmada, Yogyakarta.
Mereka itu diperlukan untuk mengkampanyekan program penyebaran gagasan keagamaan yang pluralis dan inklusif. Program itu mereka sebut “Jaringan Islam Liberal” (JIL).
Penyebaran gagasan keagamaan yang pluralis dan inklusif itu di antaranya disiarkan oleh Kantor Berita Radio 68H yang diikuti 10 Radio; 4 di Jabotabek (Jakarta Bogor, Tangerang, Bekasi) dan 6 di daerah. Di antaranya Radio At-Tahiriyah di Jakarta yang menyebut dirinya FM Muslim dan berada di sarang NU tradisionalis pimpinan Suryani Taher, dan juga Radio Unisi di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Dua Radio Islam itu ternyata sebagai alat penyebaran Islam Liberal, yang fahamnya adalah pluralis, semua agama itu sama/paralel, dan kita tak boleh memandang agama lain dengan pakai agama kita.
Sedang faham inklusif adalah sama dengan pluralis, hanya saja memandang agama lain dengan agama yang kita peluk. Dan itu masih dikritik oleh orang pluralis.
Sumber rujukan:
- Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, oleh Hartono Ahmad Jaiz hal. 235-236. Pustaka Al-Kautsar.
- Menangkal Bahaya JIL & FLA, oleh Hartono Ahmad Jaiz hal. 55-72. Pustaka Al-Kautsar.
02/10/2010
Sumber : http://fadhlihsan.wordpress.com/2010/10/02/tokoh-dan-ucapan-nyeleneh-orang%c2%a0liberal/
- Menangkal Bahaya JIL & FLA, oleh Hartono Ahmad Jaiz hal. 55-72. Pustaka Al-Kautsar.
02/10/2010
Sumber : http://fadhlihsan.wordpress.com/2010/10/02/tokoh-dan-ucapan-nyeleneh-orang%c2%a0liberal/
0 komentar:
Posting Komentar