Jumat, 04 Maret 2016
One komentar

Lebih dekat dengan Kapolda NTB Brigjen Pol. Drs. Umar Septono, SH. MH

17.47
Kapolda NTB Brigjen Pol Drs. Umar Septono SH,MH

kicknews.today – TUGAS dan kewajiban, hamba Allah dan prajurit, manusia dan Tuhannya, membuat seorang Umar Septono seakan-akan menyatu dengan waktu. Dan ‘waktu’ jualah yang menjadikan Brigjen Pol. Drs. Umar Septono. SH. MH. menjadi seorang yang menghargai keberadaanya didunia.

Tiap manusia harus mengerti untuk apa mereka dihadirkan, dengan demikian manusia tidak akan lupa dan melupakan Hak dan Kewajibannya kepada Tuhannya. Hal itulah yang membuat Jendral kelahiran Purbalingga 13 September 1962 ini sangat tegas pada dirinya sendiri untuk melaksanakan kewajibannya yaitu memenuhi Hak-Hak Allah.

Dalam sebuah acara pengajian rutin Polda NTB di Masjid Baiturrahman Polda NTB, Umar, demikian beliau biasa dipanggil mengingatkan para jamaah masjid yang juga adalah anggota Polda NTB untuk tahu dan menyadari dengan jelas konsep hidup manusia, “Kita diciptakan didunia ini untuk apa.” Paparnya, “kita itu diciptakan untuk ibadah, dalam sebuah surat di Al-Qu’an Allah telah menjelaskannya bahwa Jin dan Manusia diciptakan hanya semata-mata untuk beribadah kepada-Nya. Hal-hal selain itu adalah pernak-pernik semata. Oleh karena itu, janganlah kita mengambil Hak-Hak Allah tersebut. Hak-Hak Allah, adalah kewajiban utama dan pernak-pernik itu jangan sampai mengganggu apalagi mengambil Hak-Hak Allah.” Lanjutnya, dan Umar benar-benar mengimplementasikannya dalam kesehariannya.

Seperti saat beliau diundang pada satu pertemuan penting dengan beberapa orang pejabat Negara diantaranya BPK RI dan Gubernur NTB. Disaat pertemuan sedang berlangsung dan pembahasan materi pertemuan sedemikian pentingnya, tanpa permisi tiba-tiba Umar berdiri dan meninggalkan ruangan. Jelas hal itu membuat semua yang hadir heran, bingung dan tentu saja, merasa terusik. Saat itu, umar mendengar sayup suara adzan dhuhur. Sebuah panggilan yang menurut umar adalah panggilan untuk memenuhi hak Allah, yaitu shalat. Dan itu tidak bisa ditunda apalagi dilewatkan oleh apapun atau siapapun, walaupun itu urusan Negara sekalipun.

Umar telah menyerahkan dirinya dan taat pada aturan-Nya, beliau takut akan pertanggungjawabannya kepada Allah. Umar tak dikendalikan pamrih atau menuruti kalkulasi dosa dan pahala yang sering dilakukan orang beragama dalam tata cara buku moral mereka. Laku Umar adalah laku seorang hamba yang tunduk dan patuh akan perintah-Nya dan bersyukur atas hidup yang diberikan padanya. Umar menyadari beratnya tanggungjawabnya sebagai pemimpin, apalagi di Institusi Kepolisian. “Jadi, saya tidak boleh melakukan kesalahan sedikitpun dihadapan bawahan saya. Saya harus memberikan contoh keteladanan karena pemimpin itu berat sekali pertanggungjawabannya.”Ungkap beliau lalu mengutip sebuah kisah keteladan Khalifah Umar Bin Khattab sebagai perumpamaan beliau, “Suatu hari Umar Bin Khattab mendengar ada rakyatnya yang kelaparan, beliau mengambil bahan makanan dan memanggulnya sendiri untuk diserahkan kepada rakyatnya yang kelaparan. Walaupun bawahannya sudah menawarkan diri untuk membawakannya, Khalifah menolak yang dijawab Khalifah Umar :”Apakah kamu mau menanggung dosa saya karena saya membiarkan rakyat saya kelaparan? Ini adalah tanggung jawab saya.”. Karena itu, sayapun merasa sangat berat memimpin institusi ini, dan berusaha membuka hati kita untuk saling mengasihi dan dijauhkan dari permusuhan.”

Untuk memberikan tauladan dan contoh pada bawahannya, Brigjen Pol. Umar Septono banyak memberikan contoh yang membuat semua orang terpana. Karena apa yang diperlihatkannya adalah sesuatu yang sebenarnya seringkali terlihat namun tak pernah terpikirkan, seperti saat sang Kapolda membawa seorang tukang sapu dalam apel yang dipimpinnya. “Dimata dunia..” Ucap Umar, begitu beliau biasa dipanggil “tukang sapu ini mungkin adalah strata terendah. Tapi dimata Tuhan beliau ini lebih tinggi dari saya, bahkan mungkin lebih dari kita semua.” Para pejabat utama dan perwira menengah ke atas yang mengikuti apel terlihat terperangah, “Mengapa seperti itu?” lanjut Umar Septono,“karena hanya dengan Rp. 500.000,- perbulan, bapak tukang sapu ini jam 4.30 sudah ada disini, walaupun kita sering buang sampah sembarangan, dia diam saja. apa kita tidak malu seperti itu? bahkan kita telah menzolimi beliau”.

Apa yang dilakukannya itu adalah semata-mata untuk membuka hati semua anggota dijajarannya agar mencapai dasar yang “ethikal”, yakni semacam kebaikan budi, walau orang-orang itu bukan bagian dari dirinya, bukan jajarannya melainkan orang yang kecil dan lemah atau bahkan terpuruk yang tidak dikenalnya namun tetap harus dihormati dan dihargai. Umar menyadari, tak semua orang mampu untuk berbuat seperti itu dan membuka hati tapi Umar yakin dalam pengalaman manusia ada perbuatan yang, meskipun tak besar namun satu hal yang diyakini Umar bahwa dalam diri manusia ada yang menyebabkan dirinya untuk mematuhi panggilan hatinya.

Umar Septono tak bertolak sebagai UMAR BIN KHATTAB yang telah merumuskan apa itu kebaikan budi. Tetapi berusaha menjadi pemimpin yang bertanggung jawab atas apa yang dipimpinnya. Tak heran kalau seringkali Kapolda NTB ini mengunjungi anggotanya yang sakit dimanapun mereka berada sebagai bentuk tanggungjawabnya.

Umar tak ingin nama yang disematkan oleh orang tuanya itu yang diambil dari nama salah seorang sahabat terbaik Rasulullah UMAR BIN KHATTAB hanya sekedar nama yang tanpa makna dan kering implementasi dari kebesaran seorang Umar Bin Khattab. Umar Septono, benar-benar men-diktum dirinya sendiri untuk bisa dan mampu meneladani sikap dan tindakan serta tingkah laku sang Khalifah dalam kehidupan kesehariannya.

Keteguhan sikap dan keluhuran pekerti Umar Bin Khattab perlahan namun pasti telah membentuk seorang Umar Septono menjadi pribadi yang rendah hati dengan akhlak yang baik. Dan Umar Septono, tak hanya berbicara namun juga melaksanakannya. Disela-sela kesibukannya berkunjung kedaerah, tepatnya di Desa Beleka Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat, Kapolda NTB Brigjen Pol Drs. Umar Septono, SH.MH menyempatkan diri membantu masyarakat dalam pengecoran untuk pembangunan sebuah masjid saat kebetulan lewat ditempat itu. Tanpa memperdulikan pakaian dinas hariannya (PDH) akan kotor, Umar Septono dengan bersemangat ikut membantu mengangkat ember berisi semen berbaur dengan masyarakat. Dalam kesempatan itu Umar mengingatkankan agar ikatan tali silaturahmi antar sesama harus makin dipererat, “kuatkan rasa persaudaraan, implementasikan dalam kegiatan gotong royong seperti ini, karena dengan ini harapannya tidak terjadi lagi perpecahan dalam masyarakat, apalagi dalam lingkup masih satu kampung”.

Itulah Brigjen Pol. Drs. Umar Septono, Kapolda NTB lulusan AKPOL Tahun 1985 ini membuktikan kualitas nama UMAR yang disandangnya. Sebuah nama besar dari salah seorang terbaik didunia, Umar Bin Khattab. Ia tidak tertarik menjadi orang terkenal dan dikenal karena akhlaknya dipertontonkan media, dia hanya tertarik untuk menjadi orang baik, menjadi orang yang mengerti makna hidup yang diberikan Allah padanya dan menjalankan kewajibannya. Ia bukanlah Umar Bin Khattab, tapi mencoba meneladaninya dan maksimal menjalaninya membuat orang mau tak mau mengakui dan melihat sosok Umar dalam diri Umar Septono. (Hero)

BIODATA SINGKAT BRIGJEN POL. Drs. UMAR SEPTONO, SH. MH.

Nama : Drs. UMAR SEPTONO, SH., MH

PANGKAT / NRP : BRIGJEN POL / 62090699

JABATAN : KAPOLDA NTB

TTL : Purbalingga, 13 Sep 1962

AGAMA / SUKU : ISLAM / JAWA

Terhitung Mulai tanggal tugas Kapolda NTB : 05 Juni 2015

DIKPOL :

AKABRI 1985 ; PTIK 1994 ; SESPIM 1998 ; SESPATI II 2008 ; LEMHANAS 47 2012

DIKUM :

SD 1974 ; SMP 1977 ; SMA 1981

DIKJUR :

PA DAS LANTAS 1989 ; PA DAS SERSE 1991 ; ASSESSMENT PATI 2014

PANGKAT :

IPDA 28/09/1985

IPTU 01/10/1989

AKP 01/10/1992

KOMPOL 01/10/1996

AKBP 01/10/2001

KOMBES POL 01/10/2005

BRIGJEN 01/10/2013

RIWAYAT JABATAN

00-12-1985 : PAMAPTA POLRES CIREBON

00-12-1986 : PA STAF SERSE POLRES CIREBON

00-12-1987 : KAPOLSEK CIWARINGIN POLRES CIREBON

00-12-1988 : KAPOLSEK ARJAWINANGUN POLRES CIREBON

00-12-1990 : KAPOLSEK LOSARI POLRES CIREBON

00-12-1992 : KAPOLSEK LIMANAN POLRES CIREBON

00-12-1995 : KAPUSKODAL OPS POLRESTA BANDAR LAMPUNG

00-12-1996 : KABAG SAMAPTA POLWIL BENGKULU

00-12-1997 : KAPUSKODAL OPS POLTBES PALEMBANG

00-12-1997 : PAMEN POLDA SUMSEL

01-06-1998 : KABAG TATIB LANTAS DIT LANTAS POLDA BALI

01-01-1999 : KASAT PRC DIT LANTAS POLDA BALI

03-10-2002 : KAPOLRES ASAHAN POLDA SUMUT

28-02-2003 : WADIR SAMAPTA POLDA SUMUT

25-04-2003 : WAKA POLTABES SEMARANG POLDA JATENG

21-02-2004 : WAKA POLWILTABES SEMARANGPOLDA JATENG

26-04-2005 : KAPOLTABES PADANG POLDA SUMBAR

09-06-2006 : DIR LANTAS POLDA SUMBAR

07-12-2007 : WIDYAISWARA MUDA SESPIM POLRI

27-01-2009 : KASUBDIT MINREGIDENT DIT LANTAS BABINKAM POLRI

29-09-2010 : WAKAPOLDA BENGKULU

23-02-2012 : ANALIS KEBIJAKAN MADYA BIDANG DIKMAS KORLANTAS POLRI (DALAMRANGKA DIK LEMHANAS PPRA KE 47 2012)

08-02-2013 : SESLEM SESPIM POLRI LEMDIKPOL

07-06-2013 : KAROBINOPS SOPS POLRI

05-06-2015 : KAPOLDA NTB

1 komentar:

 
Toggle Footer
Top