Pernikahan
merupakan peristiwa sakral yang menyatukan dua orang dalam satu ikatan. Ada
janji setia sehidup semati yang harus dijaga.
Agar
pernikahan mewujud menjadi rumah tangga harmonis dan langgeng, Anda harus punya
cinta dan keyakinan terhadap pasangan. Jangan menikah hanya karena delapan
alasan berikut ini, seperti dikutip dari Health:
1. Menikah hanya karena hartaDi awal pernikahan, mungkin Anda begitu menikmati
kehidupan rumah tangga. Namun, kehidupan rumah tangga tanpa landasan cinta kuat
tentu jauh dari harmonis dan langgeng. Apalagi jika di tengah perjalanan rumah
tangga, pasangan kehilangan harta. Atau, Anda bertemu dengan pria yang jauh
lebih kaya dan memikat.
2. Ingin meninggalkan rumah orangtuaIni biasanya menimpa mereka yang hidup di
tengah keluarga penuh konflik. Menikah seringkali menjadi jalan pintas agar
bisa keluar dari suasana rumah yang mungkin seperti ‘neraka’. Namun,
meninggalkan rumah bersama suami bukan jawaban mutlak. Pernikahan yang prematur
justru bisa membuat Anda terjebak dalam konflik baru yang lebih rumit.
3. Karena orangtua menyukainyaIni bukan alasan tepat bagi Anda dan pasangan
segera melangsungkan pernikahan. Ingat, yang akan hidup dengannya adalah Anda
sendiri, bukan orangtua Anda. Jangan biarkan Anda terjebak dengan sosok yang
sebenarnya belum Anda yakini terbaik sebagai pasangan hidup.
4. Ingin merasakan hubungan lebih intimKetika kekuatan agar bisa berhubungan
lebih intim menjadi alasan kuat menikah, ini berbahaya. Tujuan utama pernikahan
bukan lagi membangun kehidupan rumah tangga yang harmonis dan langgeng, tapi
hanya ‘malam pertama’. Saat penasaran itu terjawab, bukan tak mungkin bosan
melanda, rasa sayang menguap, dan ujung dari ini semua adalah kehancuran rumah
tangga.
5. Ingin punya anak Ingin punya anak memang menjadi pendorong kuat bagi banyak
orang untuk menikah. Namun, apakah Anda ingin membawa anak dalam kondisi yang
tidak ideal? Landasan cinta adalah harga mati. Jangan sampai anak Anda kelak
menjadi korban ketidakharmonisan rumah tangga. Atau, malah Anda bisa menjadi
orang tua tunggal kelak.
6. Menikah dengan peselingkuhAda beberapa kasus orang menikah secara diam-diam
dengan selingkuhannya. Awalnya, mungkin akan berjalan dengan baik. Namun, untuk
jangka panjang, pernikahan ini bisa menjadi malapetaka.
Ingat, pernikahan ini terjadi di atas penderitaan orang lain. Ini artinya
masing-masing berani mengambil risiko mencari kebahagiaan tanpa peduli nasib
pasangan utama masing-masing. Bukan tak mungkin pasangan kembali selingkuh, dan
Anda menjadi korban berikutnya.
7. Tekanan sosial Ini seringkali menimpa mereka yang sudah memasuki usia siap
menikah, namun masih melajang. Mereka umumnya merasa terpojok dengan pertanyaan
yang dilontarkan teman dan keluarga besar seperti, “Kapan menikah?” Jangan
sampai tekanan ini membuat Anda menikahi orang yang salah.
0 komentar:
Posting Komentar