‘Menjadi pengangguran’ menjadi kata yang menakutkan bagi beberapa
orang. Kehilangan pekerjaan rutin dan kantoran, seolah kehilangan
sebagian besar kehidupan. Menjadi pengangguran bukanlah akhir dunia; itu
hanyalah batas yang membuat Anda harus memilih jalur kehidupan yang
lain. Menjadi pengangguran seperti berhenti di sebuah halte bis dan
harus melanjutkan hidup, mungkin dengan jalur bis yang berbeda.
Bagi Anda yang mengangur karena memilih atau dipaksa menjadi
pengangguran, bukanlah akhir dunia. Semuanya adalah feedback dan umpan
balik untuk melakukan perubahan; mungkin ganti perseneling, karena
tanjakan makin curam.
Setelah merenung, saya coba berbagi bagaimana menjalani jalur hidup supaya menjadi pengangguran berpenghasilan.
GALI KOMPETENSI
Kompetensi adalah kemampuan paling mentok. Jika Anda memiliki kemampuan, kapasitas yang (kalau bisa) berbeda dan unik, optimalkanlah sehingga bisa mengisi ruang kebutuhan pihak lain. Kompetensi itu bisa menjadi magnet, karena dunia kerja/bisnis tertentu, membutuhkan jenis kompetensi yang tidak semua orang bisa lakukan. Jika Anda sudah memiliki kompetensi tersebut, tinggal diasah lebih baik. Jika belum, pilihlah sebuah kompetensi, fokus dan konsisten dengan kompetensi itu, sampai Anda menjadi sangat ahli dengan kompetensi tersebut.
Kompetensi adalah kemampuan paling mentok. Jika Anda memiliki kemampuan, kapasitas yang (kalau bisa) berbeda dan unik, optimalkanlah sehingga bisa mengisi ruang kebutuhan pihak lain. Kompetensi itu bisa menjadi magnet, karena dunia kerja/bisnis tertentu, membutuhkan jenis kompetensi yang tidak semua orang bisa lakukan. Jika Anda sudah memiliki kompetensi tersebut, tinggal diasah lebih baik. Jika belum, pilihlah sebuah kompetensi, fokus dan konsisten dengan kompetensi itu, sampai Anda menjadi sangat ahli dengan kompetensi tersebut.
Terus terang, saya (dahulu kala), sangat senang ketika menjadi trainer dengan materi kreativitas, motivasi dan lainnya; akan tetapi setelah tenggelam dalam pekerjaan kantor, kompetensi itu tak terasah. Kini, waktu untuk kembali mengasahnya dan ternyata, teman-teman yang konsisten dengan kompetensi itu sudah melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi dan berhasil meraih beberapa pencapaian.
KOMUNIKASIKAN KOMPETENSI ANDA KEPADA DUNIA
Tanpa ujub dan riya, komunikasikan kompetensi Anda tersebut kepada dunia; dengan berbagai gaya dan cara. Percuma Anda memiliki kompetensi tapi dunia tak tahu bahwa Anda memiliki kompetensi. Saya yakin, tak ada seorang pun di dunia ini yang tahan hidup sendirian; pasti dia harus keluar dan berkomunikasi dengan dunia. Termasuk Susan Boyle, lajang, penyanyi gereja, yang hanya hidup dengan seekor kucing, akhirnya memikat hati dunia ketika muncul di acara Britain’s Got Talent, walaupun akhirnya hanya menjadi runner-up, dikalahkan oleh grup akrobat.
Tanpa ujub dan riya, komunikasikan kompetensi Anda tersebut kepada dunia; dengan berbagai gaya dan cara. Percuma Anda memiliki kompetensi tapi dunia tak tahu bahwa Anda memiliki kompetensi. Saya yakin, tak ada seorang pun di dunia ini yang tahan hidup sendirian; pasti dia harus keluar dan berkomunikasi dengan dunia. Termasuk Susan Boyle, lajang, penyanyi gereja, yang hanya hidup dengan seekor kucing, akhirnya memikat hati dunia ketika muncul di acara Britain’s Got Talent, walaupun akhirnya hanya menjadi runner-up, dikalahkan oleh grup akrobat.
Buatlah dunia tahu tentang kompetensi Anda; seunik, sesederhana,
seaneh apa pun. Biarkan dunia memutuskan apakah membutuhkan kompetensi
yang Anda miliki.
BIDIK PELUANG YANG SESUAI DENGAN KOMPETENSI ANDA
Peluang hanya muncul jika Anda memiliki visi dan motivasi. Visi membuat Anda tahu apa yang akan Anda wujudkan di masa depan; motivasi membuat Anda menjadikan visi sebagai kebutuhan dan memiliki dorongan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Jika Anda sudah memiliki kompetensi dan mengkomunkasikannya kepada dunia, tentu Anda tahu di sisi mana kompetensi Anda itu bisa memenuhi kebutuhan. Kompetensi yang unik akan membuat Anda dibutuhkan; dan jika Anda sudah dibutuhkan, tak perlu sulit untuk berkomunikasi.
Peluang hanya muncul jika Anda memiliki visi dan motivasi. Visi membuat Anda tahu apa yang akan Anda wujudkan di masa depan; motivasi membuat Anda menjadikan visi sebagai kebutuhan dan memiliki dorongan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Jika Anda sudah memiliki kompetensi dan mengkomunkasikannya kepada dunia, tentu Anda tahu di sisi mana kompetensi Anda itu bisa memenuhi kebutuhan. Kompetensi yang unik akan membuat Anda dibutuhkan; dan jika Anda sudah dibutuhkan, tak perlu sulit untuk berkomunikasi.
BERPUSARLAH DALAM JARINGAN
Kompetensi tak menentukan sukses seseorang; akan tetapi bagaimana ia mengkomunikasikan dan jeli melihat peluang; yang akan memberikan kemungkinan sukses lebih tinggi. Keep in touch lah dengan dunia yang membutuhkan kompetensi Anda. Menceburkan dirilah ke dunia yang membuat Anda dibutuhkan. Berpusarlah dengan jaringan yang memperlakukan Anda sebagai aset yang memiliki nilai. Oleh karena itu, jangan putuskan hubungan dengan orang yang punya peran sekecil apapun, selama itu terkait dengan daya jual kompetensi Anda.
Kompetensi tak menentukan sukses seseorang; akan tetapi bagaimana ia mengkomunikasikan dan jeli melihat peluang; yang akan memberikan kemungkinan sukses lebih tinggi. Keep in touch lah dengan dunia yang membutuhkan kompetensi Anda. Menceburkan dirilah ke dunia yang membuat Anda dibutuhkan. Berpusarlah dengan jaringan yang memperlakukan Anda sebagai aset yang memiliki nilai. Oleh karena itu, jangan putuskan hubungan dengan orang yang punya peran sekecil apapun, selama itu terkait dengan daya jual kompetensi Anda.
Teman saya punya direktori nomor handphone hingga 5000-an, dan tentu saja bukan hanya nomor orang penting yang ada di handphone-nya, tapi bisa juga supir bandara, pemilik warung makanan enak di suatu kota, dan lain-lainnya.
Percayalah bahwa dunia ini kecil, kemana pun Anda pergi, selama Anda menjadikan kompetensi sebagai magnet, maka peluang akan mendatangi Anda.
Beberapa teman malah memilih langsung terjun dalam dunia bisnis dan investasi. Itu lebih dahsyat. Coba kunjungi www.kayadarirumah.com (melirik Bu Lyra Puspawingrum)
(((ini saya tulis, bukan berarti saya sudah sampai, tapi justru sedang menuju. Yuks, berproses menuju arah yang lebih baik)))
0 komentar:
Posting Komentar