Kebanyakan orang sering memandang amarah sebagai sesuatu yang nista. Sama halnya dengan nafsu. Sesuatu yang harus dijauhi sejauh-jauhnya. Padahal, rasa marah merupakan salah satu emosi dasar manusia. Ini berarti secara tidak langsung menganggap manusia itu sendiri sebagai makhluk yang nista.
Oleh karena sebagai emosi dasar, rasa marah juga bersifat penting. Selain itu, keberadaannya amat dibutuhkan oleh manusia. Jadi, salah besar jika kita berpikir bahwa marah selalu berkonotasi negatif. Paling terpenting adalah bagaimana cara mengendalikan rasa marah tersebut. Bukan mencoba menghilangkannya.
Kini, persoalan besar di dalam mengendalikannya adalah sikap kita bereaksi terhadap suatu situasi. Sehingga, kemarahan yang terjadi bisa terkontrol serta tepat sasaran. Baru kemudian dapat menghasilkan manfaat, baik bagi dirinya maupun bagi orang-orang yang berada di sekitarnya.
Sebagai contoh, seorang pemimpin yang menghadapi sikap anak buahnya yang sudah di luar batas. Apabila ia bersikap santai-santai saja, tentu tidak bisa mengubah sikap bawahannya. Disinilah, rasa marah seharusnya ditunjukkan oleh seorang pemimpin. Jangan karena alasan menjaga citra sebagai orang yang lembut, tidak ingin punya musuh, lantas ia sungkan untuk marah-marah.
Satu hal lagi, orang yang tidak berani marah adakalanya memiliki rasa takut. Mereka yang berlandaskan alasannya karena hal ini, jauh lebih berbahaya dibandingkan mereka yang berani untuk marah. Mengapa? Orang yang merasa takut, cenderung menjauhi masalah. Mereka tidak berani menghadapi masalah malah mencoba untuk terus menghindar. Berbeda dengan mereka yang berani bersikap marah.
Konsekuensi bagi mereka yang menghindar dari masalah adalah selalu bersifat pesimis terhadap situasi dan keadaan apapun. Rasa takut menghilangkan sense of control dan optimisme mereka dalam menghadapi suatu masalah. Inilah sebabnya mengapa seseorang yang menunjukkan rasa marah jauh lebih baik ketimbang mereka yang takut dan hanya bisa memendam perasaan ketidaksenangannya.
Tetapi, perlu diingat juga jika intensitas kemarahan harus dijaga. Jangan sampai kita jadi keseringan dan merasa terpuaskan jika bisa marah seenaknya. Seperti sudah diketahui, rasa marah yang berkepanjangan ini bisa menyebabkan seseorang hipertensi yang berakibat kepada sakit jantung. Jadi, marahlah seperlunya daripada rasa takut menghinggapi diri kita selamanya.(n471b)
0 komentar:
Posting Komentar